Alif Wiwid

Alif Wiwid

Kamis, 21 Februari 2019

USG Kehamilan di Surabaya


Assalamualaikum. Halo teman-temanku, semoga selalu dalam keadaan sehat. Hampir setahun rasanya aku tidak mengisi blog ini. Disini aku akan cerita tentang pengalaman periksa kehamilanku. Oh ya, tahun lalu aku sempat nulis tentang lamaranku. Kalau nikahan bulan Juni 2018 belum sempat sampai kelupaan nulisnya. Hehe.

15 Agustus 2018 adalah haid pertama terakhirku. Sampai bulan berikutnya ternyata aku belum juga kedatangan tamu bulananku karena biasanya maju dari bulan sebelumnya. Sampai akhirnya pada tanggal 15 September 2018 aku memberanikan diri untuk beli alat tes kehamilan, dapat dua garis merah yang langsung terang. Taukah kalian, sejak awal menikah sampai saat dapat dua garis merah itu aku sudah habis lebih dari dua lusin testpack loh. Hehehehe. Karena usiaku dan suami sudah sangat matang saat menikah sehingga ingin segera punya momongan yang sehat, kuat, sempurna, sholeh/sholehah yang akan menjadi penyejuk kami.

Oke kembali ke pembahasan kita. Tanggal 17 September sore, ada sedikit sekali flek darah kecoklatan di celana dalamku. Auto panik dan langsung memutuskan untuk periksa ke dokter kandungan. Keesokan harinya pilihan tertuju untuk mengunjungi RSB Adiguna Surabaya yang beralamat di jalan alun-alun rangkah. Yang praktek saat itu dr Sonny Johari, SpOG. Saat di USG kehamilannya masih sangat muda. Sudah ada kantung kehamilannya. Nangis aku tuh ngeliat layar USG nya. Sayangnya masih belum bisa dicetak hasilnya. Kata dr Sonny masih terlalu muda, nanti saja kalau sudah gede baru dicetak. Saat awal itu kena biaya lima ratus ribuan lebih dikit. Ini biaya USG termasuk vitamin dan obat penguat kandungan. Aku lupa nominalnya. Dan akhirnya sampai sekarang aku seringnya ke RSB Adiguna ini Secara rutin. Biaya periksa dan obat ya sekitaran itu.

Seminggu setelahnya dianjurkan teman-teman suamiku untuk ke puskesmas juga untuk periksa kehamilan. Biar selanjutnya hemat kalau periksa gak ke dokter spesialis terus. Dongkol sih, tapi okelah aku nurut. Bayar kancis lima ribu, diminta ke poli KIA. Mon maap, emang bidan-bidan di puskesmas itu pada nyolot ya. Aku tak merasakan pelayanan yang baik di sini. Ditakutin ini itu. Kusampaikan kalau ada flek di kehamilanku ini, keluarnya sangat jarang dan sangat-sangat sedikit. Makin gak bisa dikontrol ramalan jelek mereka tentang kehamilanku. Dapat obat pula seabrek. Tapi gak aku minum sama sekali. Sakit hati saya dengan pelayanan mereka. Dipaksapun saya bakal auto nolak periksa. Pelayanan kesehatan dengan lima ribu vs lima ratus ribu itu jomplang banget ternyata. Semoga aku, dan kalian semua semoga dilancarkan rejekinya ya teman-temanku.

Aku juga udah pernah dua kali periksa kebidan. Pertama di bidan Enny yang beralamat di Mulyosari. Rekomended. Ibuknya sudah agak sepuh tapi berpengalaman. Ada mbak-mbak bidan mudanya juga yang ada di kliniknya. Antriannya luar biasa panjangnya. Aku saat itu dapat fitamin dan obat pereda mual kalau gak salah. Dan biayanya tujuh puluh lima ribu saja. Yang kedua aku periksa dibidan dekat kos ku. Ini juga keren banget. Aku konsultasi sama bliau kurang lebih satu jam. Karena saat itu belum ada antrian dan masih sore. Enak konsultasinya. Bidannya masih seusiaku rasanya tapi kekinian beb. Saat itu dapat obat tambah darah. Dan biaya periksanya enam puluh ribu. Menyenangkan.

Terakhir kemarin juga nyoba periksa di klinik Sahabat Medika jalan ploso baru sebrang masjid Al-Marsuah agak ke timur dikit. USG 4D biayanya 150 ribu sudah termasuk print. Aku periksanya sore sama dr Agung, SpOG. Rasanya bliau juga praktek di RSIA Kendangsari Surabaya. Periksa kebliau boleh minta resep, tidakpun gak masalah.

Nah dalam masa kehamilan kan harus cek lab. Ceknya diambil darah dan urine. Aku di laboratoriumnya Sahabat Medika yang tadi itu. Biaya cek lab hamil lengkapnya sekitar empat ratus ribuan saja. Cukup rekomended buat teman-teman. Tapi bisanya dari pagi sampai siang saja.

Sampai disini dulu ya ceritaku. Kita doakan bagi teman-teman yang belum hamil semoga segera diberi rejeki momongan sama yang di atas. Amiiiiin. Doakan aku, janinku, juga keluargaku ya teman-teman semoga rejekinya lancar, lahirannku aman, nyaman, selamat semua. Janinku juga jadi anak yang sehat, kuat, sempurna, tidah kurang satu apapun, sholeh/sholeha. Doa terbaik juga untuk kalian.

Oh ya. Aku pengikut akun instagam @bidankita loh. Juga sering baca artikel-artikel di website bidankita.com. bagi yang promil juga bisa follow akun instagran dr.Yassin,SpOG dengan nama @yassinbintang. Informasi buat yang promil insyaallah lengkap. Semoga bermanfaat ya sedikit info ini.

Salam sayang, Wiwid.

Jumat, 23 Maret 2018

Jasa Pembuatan Pola


Salah satu upaya untuk memudahkan para penjahit pemula yang belum bisa membuat pola baju, bisa pesan langsung pola baju di ALIFWIWID. Harganya ekonomis, dikirim dari Surabaya. Dibuat dari kertas sampul coklat. pengiriman hanya via JNE. dan untuk pemesanan silahkan chat via wa ke 085 784 171 644 (sertakan nama ya)

Selasa, 20 Maret 2018

Dolan ke Kampung Dolanan


Minggu, 18 Maret 2018 saya dan Mbak Fatiha dolan ke kampungdolanan Surabaya. Belajar untuk menyampaikan apa yang sudah kita pelajari. Belajar bagaimana saling menghormati. Belajar untuk bersosialisasi. Belajar sambil silaturrahmi dan menambah jumlah saudara pastinya. I'm going to tell you what we did today. Hehee

Siang sekitaran jam dua, kami sampai di daerah Sidotopo Surabaya dan untuk ke lokasi kami tidak tahu arah, berbekal google map dan bertanya pada warga sekitar. Padahal dulu saya sekali sempat diajak buk'e ke sana. Ya gimana lagi, lupa jalannya😅 kan eke juga dibonceng waktu itu beb. Warganya ramah. Wes pokoe tingkat keramahannya diatas rata-rata. Di kampung dolanan dibentuk kumpulan ibu-ibu keceh badai called 'Berdaya Craft'. Ibu-ibu ini mengolah sampah dan barang bekas menjadi barang kerajinan yang mempunyai nilai jual tinggi sehingga dapat membantu meningkatkan penghasilan keluarga. Daaan temenku Mbak Fatiha ini ngajarin ibu-ibu di sini bikin aksesoris dari kain perca. Kenapa perca?? Perca juga kan merupakan kain sisa gengs dan jikalau diolah dan diberi sedikit touch up berharga mahal beb, ciyus. Ada pula yg belajar bikin dress simple yg dijait menggunakan tusuk tikam jejak. Bayangin beb, satu-satu loh jaitnya warbiasa kan. Kenapa ga pake mesin jahit? Kebetulan belum punya😅 Nah kan ni para anak gueh yang belajar dan dapat fasilitas mesin jahit bikin macam-macam kampuh dan belum rapih siap-siap dipesekin aja nih kalau ga mau terus nyoba. And the last sebelum pulang, kita poto beb pake baju yang warbiasa, baju dari barang bekas yang diolah secara manjah oleh buibu berdaya craft ini. Btw kapan hari mereka sempat fashion show di rel kereta loh pake baju-baju keren dari racikan barang bekas. Keren toh. Someday, i hope ada bantuan berupa mesin jahit bagi buibu ini yang mempunyai passion di bidang perbusanaan. Selagi masih ada manusia, tukang baju pasti dibutuhkan. Kapan-kapan mau ajak alumni dan siswa @rgisurabaya ahh buat dolan ke sana lagi. Ajak para amil LAZ kece juga ahh entar😅 colek mbak Feni and the gank.

Lamaran Wiwid 25 Februari 2018


Alhamdulillah...,,, yeaaayyyyy akhirnya saya, Wiwid dilamar juga oleh sang pilihan hati. Ciyee ciyeee haha. 25 Februari 2018, Hari minggu yang lumayan cerah, bertempat di kediaman orang tua saya di Jombang berkumpullah dua keluarga (keluarga besarku dan keluarga besar calon suamiku). kronologis ceritanya aku tulis di bawah ya.

Hari Jumat (23/2), saya pulang kerja sekitar jam empat sore. Sampai di kos sebelum jam lima. saya istirahat sebentar, ngecek kerjaan sebentar, sambil istirahat. jadwal Jumat itu adalah laundry time. dua kantong besar pakaian kotorpun tersalaurkan sudah ke ibu cuci. setelah sholat Isya, saya masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan sebelum sejenak liburan. dan saat itu, serius saya belum mandi sore. suhu badan sudah tak bersahabat, mandi plus keramaslah saya disekitaran jam sepuluh malam. seger beb, beban keringat hanguslah sudah. Lembur berlangsung sampai jam empat pagi. Warbiasa deh pokoknya. Itu adalah pertama kali saya tidak tidur selama 24 jam.

Sekitar setengah lima pagi, berangkatlah saya ke stasiun Gubeng diantar pak bos. dapet sih tiket kereta yang akan berangkat jam lima paguinya, sayangnya itu tiket berdiri. Wes rapopo, pikirku. Jadi dari Surabaya sampai Jombang saya duduk di depan toilet kereta. Tentunya masih banyak anak gerbong lain yang senasib dengan saya. Sampai rumah, saya langsung tidur. Sorenya bantu-bantu bapak untuk beresin rumah yang sedang dalam keadaan kacau hehe. Dan malamnya sudah bisa dipastikan saya tidak bisa tidur.

Minggu siang, saudara-saudara dari pihak bapak sudah berkumpul di rumah super sederhana kami. Rombongan mas calon sebenarnya sudah mendarat di Jombang sejak jam sebelas siang, namun baru datang ke rumah setelah selesai sholat dhuhur. Yapp bisa dipastikan acara kami sungguh sangat sederhana. Saya dapat beberapa saserahan,, yess yang pasti dapat sendal baru incaran hati ini. Dapat cincin juga wkwkwkw. Sama kue-kue banyak banget yang akhirnya dibagikan pada saudara dan tetangga. Semua lancar dari awal sampai akhir. Acaranya intinya total gak sampai sejam. Disitu ditentukanlah tanggal pernikahan kami. Yang lama itu foto-fotonya hahahaa. Oh ya, blouse yang saya kenakan dan kemeja yang dipakai mas calon hasil kebut-kebutan para penjait super keceh. Alhamdulillah Ya Rabb, semoga dimudahkan sampai hari H dan selamanya. Amin...

Senin, 15 Januari 2018

The Power of Ojek Online


Ini memang jaman menjamurnya jasa ojek online di Indonesia. Sayapun termasuk salah satu dari konsumennya. Saat berangkat dan pulang kerja tak pernah absen saya menggunakan jasa ini. Di waktu-waktu tertentu kadang saya juga membutuhkan mereka untuk mengantar barang atau sekedar memesan makanan. Saya sangat terbantu dengan menjamurnya jasa ojek online ini. Terlebih saya tidak bisa mengendarai motor. Waktu yang ditempuh juga lumayan hemat. Yang pasti juga kita bakal dijemput di depan gerbang rumah dan diantarkan ke depan gerbang tempat tujuan kita. Heehhehe

Kamis, 15 Juni 2017

Ketika Pertama Kali Jadi Pembicara itu Rasanya...


Tanggal 11 Juni 2017 yang lalu, lembaga amil zakat Al Azhar Peduli Umat Jawa Timur mengadakan acara IG Talks yang bertempat di East Cost Center Surabaya. Salah satu yang jadi pembicara adalah saya. Haha. Ahhh entahlah, sebenarnya ini adalah pengalaman pertama saya harus bercerita tentang diri saya di hadapan banyak orang. Gugup Wid? Iya banget lah pasti. Tapi gak masalah, buat pengalaman. Agar saya juga mau untuk belajar public speaking. Serius minder sama pembicara yang lain karena bliau-bliau super duper keren. aku mah apa atuh? Tapi suatu saat saya pasti keren kalau saya terus belajar.

untuk foto-foto saat acara, dan setelahnya saya post di bawah ini ya...


maafkan beberapa foto yang agak blur hehe...

Hey, I'm A Teacher Now


Dari jaman dahulu kala ibu saya sangat ingin salah satu anaknya ada yang menjadi seorang guru. Berhubung saya dan adik saya Ibnul yang sudah mulai dewasa jadilah kami berdua yang 'diobraki'agar mau menjadi guru. Bisa dipastikan kami berdua menolak dengan lantang. "Males buk, gak enak dadi guru iku". Itulah yang dulu saya katakan. dan sekarang saya harus mencabut pernyataan itu.

Sejak awal Mei 2017 saya mendapat amanah untuk menjadi pengajar di Rumah Gemilang Indonesi yang baru saja dibuka di kota Surabaya. Alhamdulillah saat ini sudah ada tujuh siswa di angkatan pertama ini. Setelah beberapa waktu mengajar, hati ini merasakan betapa puasnya dapat membagikan ilmu yang sudah didapat yang kebetulan itu sesuai dengan bidang yang saya tekuni. Walaupun menyampaikan materinya masih belepotan dan tetep dibimbing penuh oleh Bu Rifa dan Bu Yuan dari Jakarta sana. Doakan saya ya.